“MENGHIDUPKAN” KAMBOJA KENANGAN
Resume
Oleh
Gusti Ayu
Setyaning Ratna Dewi
Sebuah artikel karya dari Jajang Suryana yang berjudul “Menghidupkan
Kamboja Kenangan”. Dalam artikel ini, Bapak Suryana menjabarkan kenangan yang tak terlupakan tentang kegiatan
kemahasiswaaan di FKIP UNUD Singaraja, yang kini FBS UNDIKSHA. Sejak tahun 1984, kegiatan mahasiswa selalu dipusatkan di lapangan
tengah Kampus Bawah. Dalam setiap kegiatan di Kampus Bawah selalu terkait dengan sebatang pohon kamboja besar
yang tumbuh di depan panggung terbuka. Pohon kamboja tersebut tidak diketahui siapa dan kapan mulai ditanamnya, sampai pada tahun 2010 pohon itu masih hidup. Sementara itu, pohon-pohon lain yang ada di lapangan Kampus
Bawah, telah ditebang satu-persatu. Ketika kampus dibangun kembali, pohon kamboja kenangan itu mulai kering
dan mati karena tanah
tempat tumbuhnya, berada di aliran cairan-cairan bekas olah semen.
Banyak yang telah mengetahui
keberadaan pohon itu, yang
menyayangkan kematian dari pohon kamboja kenangan. Tapi, itulah ketentuan Yang Memiliki Hidup di dunia
ini. Pohon kamboja yang berada di
Kampus Bawah ini, tentu sama dengan
pohon kamboja yang ada di tempat lain. Namun yang menjadikannya unikdan istimewa adalah para mahasiswa sekaligus juga dosen, kerap memanfaatkan pohon tersebut sebagai bagian dari
kegiatan pertunjukan. Jadilah pohon kamboja itu sebagai pohon kenangan.
Pembangunan kembali gedung Kampus
Bawah adalah hal biasa, bahkan harus. Sejak berdiri sebagai Gedung Keuangan,
kemudian berubah status menjadi gedung FKIP UNUD, berubah lagi menjadi gedung
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, dan terakhir menjadi gedung FBS UNDIKSHA,
telah tiga kali dilakukan perubahan besar. Perubahan yang terakhir adalah
perubahan total yang hampir menghilangkan semua bagian bangunan yang ada
sebelumnya. Wantilan sebagai tempat pertunjukan, pengganti panggung terbuka dan
pohon kamboja adalah bagian kenangan cerita lama yang disisakan. Kedua objek
tersebut memang telah menjadi bagian penting dari hampir semua kegiatan
kemahasiswaan di Kampus Bawah.
Tak ada kata akhir bagi pohon kamboja yang telah mati itu, dosen dan mahasiswa di kampus bawah bekerjasama dalam kegiatan "menghidupkan" kamboja sebagai ikon
kegiatan di Kampus Bawah, sehingga kamboja tetap dipertahankan. Pohon kamboja kenangan akan tetap dipelihara dan "dilibatkan"
sebagai bagian dari berbagai kegiatan seni.
Banyak kegiatan performance dilakukan
di pohon ini. Perahu
yang dinaikkan ke atas pohon adalah salah satu bagian kegiatan yang sisanya
masih dibiarkan menghiasi kamboja. Pemajangan karya seni kriya sebagai bentuk
pameran tugas kuliah, juga dilakukan di bawah pohon ini. Begitupun lelakut (orang-orangan
sawah) masih tetap dipertahankan sebagai bagian catatan kegiatan. Lelakut yang menjadi hiasan kamboja dimaksudkan untuk "tetap
menghidupkan" pohon kenangan.
makasih yah udah share kak
BalasHapusmie laksa singapore